Minggu, 09 Oktober 2011

Aliran-aliran Filsafat Modern

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat modern sangat berpengaruh di dalam dunia filsafat. Filsafat sebagai “Mater-sciantrim” induk dari ilmu pengetahuan perumusannya sangat sulit dilaksanakan sebagai nilai filsafat itu hanyalah dapat dimanifestasikan seseorang sebagai filsuf yang otentik.
Setiap orang inign mengejar pengertian hidup dan kehidupan itu, maka itu berarti bahwa ia masih di atas jalan menjadi seorang filsuf untuk memanusiakan dirinya. Sebab berfilsafat tidak lain adalah berpikir.
Idealisme adalah suatu ajaran/raham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
B. Rumusan masalah
1. Apakah idealisme itu?
2. Apakah paragmatisme itu?
3. Apakah materialisme itu?
4. Apakah rasionalisme itu?

BAB II
PEMBAHASAN
A. IDEALISME
1. Pengertian Pokok
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yag menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide atau pikiran yang sejenis dengan itu.
2. Perkembangan Idealisme
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam idea sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dalam benda itu. Sebenarnya dapat dikatan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sama sekali. Dimasa abad pertengan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada zaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba dua seperti Descartes dan spinoza yangmengenal dua pokok yang brsifat kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting dari kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut Idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak zaman Idealisme pada masa abad ke 18 dan 19 ketika periode Idealisme. Jerman sedang besar sekali periodenya di Eropa.
3. Tokoh-tokoh Idealisme
Adapun tokoh-tokoh Idealisme yaitu:
1. Plato (477-347 Sb. M)
2. B. Spinoza (1632-1677)
3. Liebniz (1685-1753)
4. Berkeley (1685-1753)
5. Immanuel Kant (1724-1881)
6. J. Fiecte (1762-1814)
7. F. schelling (1755-1854)
8. G. Hegel (1770-1831)

B. MATERIALISME
1. Pengertian pokok
Mareialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
2. Perkembangan materialisme
Pada abab pertama masehi faham materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menggap asing terhadap faham materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropa Barat. Pada abad ke-19 pertengahan, aliran materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas brpegang pada kenyataan kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti. Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui Tuhan (atheis) yang udah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul dikalangan ulama-ulama Barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan adalah sebagai berikut :
a. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata Hegel. Kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.
b. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. Padahal pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.
c. Materialisme mendasarkan segala kejadian di dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. Padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.
d. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.
3. Tokoh-tokohnya
a. Anaximenes (585-528 SM)
b. Anaximandros (610-545 SM)
c. Thales (625-545 SM)
d. Demokritos (kl. 460-545 SM)
e. Thomas Hobbes (1588-1679)
f. Lamettrie (1709-1715)
g. Feuerbach (1804-1877)
h. H. spencer (1829-1903)
i. Karl Max (1818-1883)

C. EMPIRISME
1. Pengertian pokok
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu “empiris” yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu, empirisme dinisbatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalan lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Pada dasarnya empirisme sangat bertentangan dengan rasionalisme. Rasionalsme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio, sehinga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Sebaliknya pempirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderaimerupakan pengalaman yang paling jelas dan sempurna. Seorang yang beraliran Empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat melalui penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarrti semua pengetahuan betapa pun rumitnya dapat dilacak kembali dan apa yang tidak dapat bukanlah ilmu pengetahuan. Empirisme radikal berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai kepada pengalaman inderawi dan apa yang tidak dapat bukanlah pengetahuan. Lebuh lanjut penganut empirisme mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang alat-alat iderawi, kemudian di dalam otak dipahami dan akibat dari rangsangan tersebut dibentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat-alat inderawi tersebut. Empirisme memegang peranan yang sangat penting bagi pengetahuan, malah barangkali merupakan satu-satunya sumber dan dasar ilmu pengetahuan menrut penganut Empirisme. Pengalaman inderawi sering dianggap pengadilan yang tertinggi.
2. Tokoh-tokohnya
a. Francis Bacom (1210-1292)
b. Thomas Hobbes (1588-1679)
c. John Locke (1632-1704)
d. George Berkeley (1665-1753)
e. David Hume (1711-1776)
f. Roger Bacon (1214-1294
D. RASIONALISME
1. Pengertian Pokok
Rasionalsme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang mask akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Zaman rasionalisme adalah berlansung dari pertengan abad ke XVII sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaannya yang ekslusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran.
Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan bahwa pada abad-abad berikut orang-orang yang terpelajar makin pada akal budi mereka sebagai sumber sebagai sumber kebenaran dunia tentang hidup dunia. Hal ini menjadi menampak lagi pada bagian kedua abad ke XVII dan lebih lagi selama abad XVIII antara lain karena pandangan baru terhadap dunia yang diberikan oleh Isaac Newton (1643-1727). Berkat sarjana geniaal Fisika Inggris ini yaitu menurutnya Fisika itu terdiri dari bagian-bagian kevil (atom) yang berhubungan satu sama lain menurut hukum sebab akibat. Semua gejala alam harus diterangkan menrut jalam mekanis ini. Harus diakui bahwa Newton sendiri memiliki suatu keinsyafan yang mendalam tentang batas akal budi dalam mengejar kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Berdasarkan orang-orang abad itu berpandangan dalam kegelapan. Baru dalam abad mereka menaikkan obor terang yang menciptakan manusia dan masyarakat modern yang telah dirindukan, kaena kepercayaan itu pada abad XVIII disebut juga zaman Aufklarung (pencerahan).
2. Tokoh-tokohnya
1. Rene Descartes (1596-1650)
2. Nicholas Malerbranche (1638-1775)
3. B. De Spinoza (1632-1677 M)
4. G. W. Leibniz (1946-1716)
5. Cristian Wolff (1679-1754)
6. Blaise Pascal (1623-1662 M)
E. PRAGMATISME
Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang menyebut kata itu biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, “rancangan ini kurang pragmatis,” maka maksudya adalah rancangan ini kurang praktis.
Kata pragmatisme diambil dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme mula-mula diperkenalkan oleh Charles Sanders Piece (1839-1914), filosof Amerika yawng pertama kali menggunakan pragmatisme telah terdapat pula pada Socrates, Aristoteles, Berkeley, dan Hume. Pragmatisme disangkutkan dengan empirisisme-kranya sangkutan itu memang besar- maka sejara pragmatisme berarti tersebar pada banyak filosof besar lainnya, satu di antaranya tentu saja John Locke.Selain itu tidak mudah membedakan pragmatisme degan utilitarianisme. Karena kedua isme ini sama-sama menekankan kegunaan, maka pengusutan pengertian pragmatisme seharusnya kembali kepada John Stuart Mill (1806-1873), anak tokoh besar James Mill. Orang besar terakhir ini adalah kawan dekat Jeremy Bentham, seorang utilitarianis.
William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Piercelah yang membiasakan istilah ini dengan ungkapannya, “Tentukan apa akibatnya, apakah dapat dipahami secara praktis atau tidak. Kita akan mendapat pengertian objek itu, kemudian konsep kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsep obyek tersebut”. Ia juga menambahkan, untuk mengukur kebenaran suatu konsep, kitat harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut. Kesuluruhan konsekuensi itulah yang merupakan yang merupakan pengertian konsep tersebut. Jadi, pengertian suatu konsep ialah konsekuensi logis konsep. Bila suatu konsep yang dipraktekkan tidak mempunyai akibat apa-apa, maka konsep itu tidak mempunyai pengetian apa-apa bagi kita.
Sebenarnya istilah pragmatisme lebih banyak berarti sebagai metode untuk memperjelas suatu konsep ketimbagn suatu doktrin kefilsafan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yag menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide atau pikiran yang sejenis dengan itu.
- Mareialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
- Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu “empiris” yang berarti pengalaman inderawi.
- Rasionalsme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang mask akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
-
B. Saran
Ketika membaca makalah ini kiranya dapat memberikan tanggapan-tanggapan ang sipatnya membengun baik cara penulisan atau isi-isinya.

DAFTAR PUSTAKA
Bertans, 1989. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta. Kanisius.
Brower, MAW. 1984. Psikologi Fenomenologi. Jakarta.Gramedia.
----------, 1986. Sejarah Filsafat Modern dan Sejaman. Bandung. Alumni.
Kattsoft, Louis O. 1989. Pengantar Filsafat. Yogyakarta.Bayu Indera.
Poedjiadi, Anna. 1987. Sejarah dan filsafat Sains. Bandung. Cendrawasih.
Pranarya, AMW,.1987. Epistemologi Dasar : Suatu Pengantar. Jakarta. CSIS.
Pradja, Juhaya S. 1987. Aliran-aliran Filsafat dari Rasionalisme hingga
Sekularisme. Bandung. Alva Gracia. Jakarta. Sinar Hudaya.

Related Posts:









0 komentar:

Posting Komentar

next page